Nokia pada akhirnya menurunkan ego terhadap sistem operasi Android yang dulu enggan mereka lirik. Setelah keberhasilan yang bisa dibilang biasa saja dari jajaran Lumia, kini Nokia siap melepar produk smartphone baru yang berbasiskan sistem operasi robot hijau. Saat ini Indonesia hanya kebagian Nokia X yang dibanderol dengan harga 1,6 juta rupiah. Uniknya Nokia tidak serta merta menggunakan Android seperti yang dilakukan manufaktur lain, software Nokia X mengalami kostumisasi besar-besaran sehingga ponsel ini lebih terlihat seperti ponsel Lumia atau Asha. Langsung saja baca review kami dibawah ini untuk lebih jelasnya.
Spesifikasi Utama
- GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 - SIM 1 & SIM 2
- HSDPA 900 / 2100
- Layar LCD 4.0 inci 480 x 800 pixel (~233 ppi)
- Nokia X Platform 1.0 (Android 4.1 Jelly Bean)
- Prosesor Dual-core 1 GHz Cortex A5 Qualcomm Snapdragon S4 Play
- GPU Adreno 203
- RAM 512MB
- Memori Internal 4 GB
- Kamera belakang 3.15MP (2048 x 1536 piksel) fokus tetap
- Baterai 1500 mAh
Paket Penjualan
- Nokia X
- Baterai
- Charger
- Headset
- Manual
- Kartu garansi
Desain dan Bodi
Kotak dan bulky, ya itulah dua hal yang menggambarkan bentukan dari Nokia X ini. Oleh sebab itu Nokia X kurang nyaman untuk digenggam karena sudut kaku yang siku meskipun ukurannya tergolong pas di telapak tangan. Dengan dimensi 115.5 x 63 x 10.4 mm dan bobot sekitar 128 gram tentunya tidak sulit untuk membawa Nokia X di saku celana. Untungnya pilhan warna-warna yang cerah menjadi nilai estetik yang menarik mata banyak orang terhadap ponsel ini. Karena ditujukan untuk kelas menengah kebawah dan harganyapun tidak terlalu mahal, maka Nokia memilih menggunakan material full plastik.
Kotak dan bulky, ya itulah dua hal yang menggambarkan bentukan dari Nokia X ini. Oleh sebab itu Nokia X kurang nyaman untuk digenggam karena sudut kaku yang siku meskipun ukurannya tergolong pas di telapak tangan. Dengan dimensi 115.5 x 63 x 10.4 mm dan bobot sekitar 128 gram tentunya tidak sulit untuk membawa Nokia X di saku celana. Untungnya pilhan warna-warna yang cerah menjadi nilai estetik yang menarik mata banyak orang terhadap ponsel ini. Karena ditujukan untuk kelas menengah kebawah dan harganyapun tidak terlalu mahal, maka Nokia memilih menggunakan material full plastik.
Bagian muka Nokia X terisi dengan earpiece sensor proximity dan cahaya, layar 4.0 inci, sebuah tombol back berjenis kapasitif, dan mic. Sedangkan bagian belakang terisi dengan kamera dan sebuah speaker. Dengan mengusung fitur Dual SIM untuk akses ke kedua slot beserta slot kartu memori microSD harus membuka back cover dan juga harus melepas baterai terlebih dahulu.
Sisi kiri ponsel terisi dengan dua buah tombol yaitu tombol volume dan tombol lock/power, dimana sisi kanan polos tidak terdapat apa-apa. Untuk bagian atas terisi dengan sebuah port headset dan dibagian bawah terisi dengan port microUSB.
Masalah kualitas layar, menurut pendapat kami layar Nokia X ini sepadan dengan Nokia Lumia 520, dimana tampilan terlihat cukup tajam dan sudut penglihatan juga luas namun terlihat sedikit kusam, tidak sebening Lumia 720. Untuk penggunaan dibawah mataharipun cukup sulit meskipun sudah ada sensor cahaya, tapi layar kurang dapat mengimbangi sinar. Jenis yang digunakan TFT dengan ukuran 4.0-inci dan resolusi WVGA (480x800 piksel). Untuk menyalakan layar ponsel anda dapat mengaktifkan fitur knock on yang tidak terbatas pada area layar saja.
Antarmuka
Akhirnya Nokia menggunakan Android. Eits tunggu dulu tidak sepasrah itu Nokia kepada Android, karena Nokia X ini hanya menggunakan dasar platform Android dimana semua dari tampilan dan fungsi dimodifikasi sehingga terlihat seperti ponsel Asha dengan kemudahan pasang dan buang aplikasi. Bahkan di bagian informasipun tidak ditulis Android versi berapa yang digunakan (menggunakan Jelly Bean 4.1) hanya tertulis Nokia X software platform.
Oleh sebab itu meskipun anda sebelumnya sudah mahir menggunakan sistem operasi Android, ketika mencoba Nokia X pasti dibutuhkan beberapa saat baru anda memahami antarmukanya. Dasarnya Nokia tetap memberikan kesederhanaan layaknya di Lumia yang tidak memiliki homescreen dan drawer apps. Hanya terdapat dua bagian utama setelah masuk dari lockscreen yaitu daftar semua aplikasi yang ada dalam bentuk mirip Tiles milik Lumia, dan satu lagi bagian ''Fastlane''.
Akhirnya Nokia menggunakan Android. Eits tunggu dulu tidak sepasrah itu Nokia kepada Android, karena Nokia X ini hanya menggunakan dasar platform Android dimana semua dari tampilan dan fungsi dimodifikasi sehingga terlihat seperti ponsel Asha dengan kemudahan pasang dan buang aplikasi. Bahkan di bagian informasipun tidak ditulis Android versi berapa yang digunakan (menggunakan Jelly Bean 4.1) hanya tertulis Nokia X software platform.
Oleh sebab itu meskipun anda sebelumnya sudah mahir menggunakan sistem operasi Android, ketika mencoba Nokia X pasti dibutuhkan beberapa saat baru anda memahami antarmukanya. Dasarnya Nokia tetap memberikan kesederhanaan layaknya di Lumia yang tidak memiliki homescreen dan drawer apps. Hanya terdapat dua bagian utama setelah masuk dari lockscreen yaitu daftar semua aplikasi yang ada dalam bentuk mirip Tiles milik Lumia, dan satu lagi bagian ''Fastlane''.
Mengapa kami katakan mirip Tiles milik Lumia? Karena ukuran ikon aplikasi ini dapat anda atur, menghapus aplikasi tersebut, dan juga mengganti warna (seharusnya, namun pada unit tes kami tidak bisa). Beberapa aplikasi jika diubah ukuran ke yang lebih besar seperti Gallery maka akan menampilkan slideshow foto atau gambar-gambar yang ada. Dengan menarik lebih kebawah lagi maka akan menampilkan bar pencarian universal. Karena tidak memiliki homescreen maka widget dapat ditaruh di halaman ini juga bersamaaan ikon aplikasi yang terus memanjang kebawah.
Sedangkan Fastlane semacam recent apps, yang menampilkan semua aplikasi dan kegiatan yang sudah dilakukan. Tidak hanya dapat melihat, namun untuk beberapa aplikasi juga dapat dikendalikan melalui halaman ini, sebagai contoh memutar konten multimedia. Jika anda menarik lebih kebawah maka akan muncul jalan pintas ke menu alarm.
Apa jadinya jika Android tidak memiliki bar notifikasi? Ya seperti itulah Nokia X dimana tetap ada jendela drop down, namun hanya berisi toggle untuk pengaturan cepat saja. Layaknya Lumia, notifikasi ditempatkan di bagian lockscreen yang akan terasa penuh jika banyak aplikasi melontarkan notifikasi. Anda dapat mengakses langsung aplikasi yang melontarkan notifikasi dengan menggeser ke kanan di notifikasi tersebut dan menghapusnya dengan menggeser ke kiri. Sayangnya tidak ada penanda adanya notifikasi di ikon aplikasi.
Setelah kami install beberapa aplikasi dan tidak ketinggalan BBM, performa ponsel ini tidak bisa dikatakan cepat karena saat berpindah-pindah halaman terjadi sedikit lag, dan jika keluar dari suatu aplikasi dibutuhkan beberapa saat baru pengguna akan dibawa ke halaman utama (Bahkan kami sempat mengalami launcher crash). Masuk akal, karena Nokia X hanya dibekali RAM 512MB saja dimana mumpuni untuk platform Windows Phone namun pas-pasan untuk Android.
Kamera
Nokia X hanya memiliki satu kamera yang beresolusi 3MP dengan fokus tetap dan tanpa dilengkapi LED flash. Ya sekali lagi karena ponsel ini untuk kelas menengah kebawah dan menekan cost maka hanya ini yang dapat diberikan Nokia. Antarmukanya tidak terlalu banyak fitur, tergolong standar untuk ukuran Android. Karena ketiadaan fitur auto fokus maka pengambilan gambar berlangsung cukup cepat.
Nokia X hanya memiliki satu kamera yang beresolusi 3MP dengan fokus tetap dan tanpa dilengkapi LED flash. Ya sekali lagi karena ponsel ini untuk kelas menengah kebawah dan menekan cost maka hanya ini yang dapat diberikan Nokia. Antarmukanya tidak terlalu banyak fitur, tergolong standar untuk ukuran Android. Karena ketiadaan fitur auto fokus maka pengambilan gambar berlangsung cukup cepat.
Kualitasnya sendiri cukup bagus untuk ukuran sekelasnya, hasil foto terlihat tajam, pewarnaan natural dan detil meskipun di beberapa jepretan terutama objek dekat terlihat blur.
Yang cukup menyedihkan, kamera ini hanya mampu melakukan perekaman dengan resolusi 480p yang disimpan dalam format 3GP jadi jangan harap dengan hasil yang mengesankan.
Multimedia
Melihat konten gambar dan video dapat dilakukan melalui menu Gallery. Tampilannya akan disort berdasarkan folder yang dapat diubah ke berdasarkan lokasi atau waktu. Yang membuat kagok adalah hilangnya tombol option yang biasa ditemukan di Android umum. Jadi bagaimana untuk menampilkan pilihan seperti edit , details, dan set as? Rupanya anda dapat memunculkan pilihan-pilihan tersebut melalui swipe layar bagian bawah keatas, cukup tricky.
Melihat konten gambar dan video dapat dilakukan melalui menu Gallery. Tampilannya akan disort berdasarkan folder yang dapat diubah ke berdasarkan lokasi atau waktu. Yang membuat kagok adalah hilangnya tombol option yang biasa ditemukan di Android umum. Jadi bagaimana untuk menampilkan pilihan seperti edit , details, dan set as? Rupanya anda dapat memunculkan pilihan-pilihan tersebut melalui swipe layar bagian bawah keatas, cukup tricky.
Pemutaran konten video di Nokia X cukup menyedihkan selain antarmuka dan fitur yang sangat basic, untuk format MP4 pun tidak mampu memutar video beresolusi 720p dengan lancar, karena terjadi lag sepanjang video diputar. Kami juga sulit mencoba format lain karena keterbatasan ini dan sulitnya mencari aplikasi pemutar video pihak ketiga yang kompatibel.
Sedangkan untuk konten musik, Nokia X cukup mumpuni dapat memutar format populer seperti MP4, AAC, MP3, MIDI. Tampilan antarmukanya mudah untuk dioperasikan dan koleksi lagu dapat ditampilkan berdasar artist, album, song, dan playlist. Saat lagu diputar terdapat kontrol musik di lockscreen, namun tidak di menu utama. Terdapat juga pengolahan keluaran suara yang dapat diatur secara manual atau preset. Tidak ketinggalan fitur Radio FM sebagai alternatif hiburan. Untuk kualitas speaker tergolong baik dan bertenaga, dan peletakannya meskipun di belakang namun tidak berkurang kekencangannya ketika ponsel ditaruh di permukaan datar.
Browser
Terdapat dua pilihan browser out of the box, yaitu Opera dan satu lagi Nokia browser yang berbasis dari Chromium. Tampilan browser Nokia ini simpel saja dan minim fitur. Kinerjanya sendiri juga tidak terlalu mengagumkan bisa dibilang standar saja. Karena keterbatasan memori maka untuk membuka situs versi desktop yang cukup berat browser akan mengalami lag dan bukan tidak mungkin akan terjadi crash. Untuk multitab sendiri meskipun mendukung namun kami sarankan hanya membuka maksimal 2 tab saja untuk pengalaman yang masih cukup baik.
Terdapat dua pilihan browser out of the box, yaitu Opera dan satu lagi Nokia browser yang berbasis dari Chromium. Tampilan browser Nokia ini simpel saja dan minim fitur. Kinerjanya sendiri juga tidak terlalu mengagumkan bisa dibilang standar saja. Karena keterbatasan memori maka untuk membuka situs versi desktop yang cukup berat browser akan mengalami lag dan bukan tidak mungkin akan terjadi crash. Untuk multitab sendiri meskipun mendukung namun kami sarankan hanya membuka maksimal 2 tab saja untuk pengalaman yang masih cukup baik.
Kompatibilitas Aplikasi
Kami merasa perlu membahas kompabilitas aplikasi di Nokia X. Karena seperti yang sudah kami jelaskan diatas meskipun sudah menggunakan Android JellyBean 4.1.2, namun Nokia mengkostumisasi dari dasar tanpa menggunakan Google Play Service. Jadi untuk beberapa aplikasi yang membutuhkan Google Play Service akan terjadi keabnormalan fungsi yang berujung crash, salah satunya aplikasi populer Path. Efek lain secara umum adalah anda tidak dapat melakukan pembelian in-app.
Kami merasa perlu membahas kompabilitas aplikasi di Nokia X. Karena seperti yang sudah kami jelaskan diatas meskipun sudah menggunakan Android JellyBean 4.1.2, namun Nokia mengkostumisasi dari dasar tanpa menggunakan Google Play Service. Jadi untuk beberapa aplikasi yang membutuhkan Google Play Service akan terjadi keabnormalan fungsi yang berujung crash, salah satunya aplikasi populer Path. Efek lain secara umum adalah anda tidak dapat melakukan pembelian in-app.
Selain itu Nokia juga tidak menyertakan aplikasi standar Google bawaan Android seperti YouTube, Maps, Play Store, dan lainnya. Jadi untuk pengganti disediakan Nokia Store yang kami dapat katakan tidak lengkap koleksi aplikasinya. Tapi sebagai alternatif Nokia juga menyarankan toko aplikasi pihak ketiga seperti Aptoide. Jika masih tidak ditemukan juga aplikasi yang dicari, pengguna dapat melakukan sideload aplikasi tersebut dari bentuk APK.
Benchmark
- Quadrant Standard: 2715 poin
- AnTuTu: 7642 poin
- NenaMark2: 33.6 fps
- Multitouch Tester: maksimal 2 sentuhan
Konektivitas
Nokia X berjalan di jaringan quadband GSM 850 / 900 / 1800 / 1900 SIM 1 & 2, dualband HSDPA 900 / 2100. Untuk konektivitas lokal terdapat WiFi 802. 11 b/g/n, Bluetooth v3.0, A-GPS, microUSB v2.0, dan microSD hingga 32GB.
Daya Tahan Baterai
Berbekal baterai removable Lithium Ion berkapasitas 1500 mAh, Nokia X diklaim mampu bertahan untuk penggunaan talk time hingga 10 jam dan standby dengan keadaan dua kartu SIM hingga 17 hari. Saat kami tes dengan memutar video MP4 resolusi VGA dengan kondisi tanpa jaringan seluler namun terkoneksi WiFi dan tingkat kecerahan automatic, dalam 1 jam baterai berkurang 4%.
Berbekal baterai removable Lithium Ion berkapasitas 1500 mAh, Nokia X diklaim mampu bertahan untuk penggunaan talk time hingga 10 jam dan standby dengan keadaan dua kartu SIM hingga 17 hari. Saat kami tes dengan memutar video MP4 resolusi VGA dengan kondisi tanpa jaringan seluler namun terkoneksi WiFi dan tingkat kecerahan automatic, dalam 1 jam baterai berkurang 4%.
Kesimpulan
Nokia X adalah produk percobaan perdana dengan Android yang dilempar ke pasaran. Hasilnya? Menurut kami layaknya sebuah produk percobaan, banyak bagian-bagian yang patut ditinjau ulang dan ditingkatkan. Seperti solusi untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan layanan Google Play Service, penempatan notifikasi, dan yang paling penting adalah performa. Memang harga yang dibanderol tidak mahal, tapi jika dilihat ke produk dari kompetitor yang benar-benar menggunakan Android, Nokia X terasa seperti ponsel mainan yang kurang bisa diandalkan untuk ponsel utama dan satu-satunya. Meskipun begitu kembali lagi ini baru tahap pertama Nokia di Andoid, semoga saja mereka dapat mengembangkan lebih baik sehingga jajaran ini terlihat lebih menarik. Jujur jika dibandingkan dengan Lumia, kami akan lebih memilih platform dari Microsoft itu karena terasa lebih matang jika dibandingkan Nokia X platform.
Nokia X adalah produk percobaan perdana dengan Android yang dilempar ke pasaran. Hasilnya? Menurut kami layaknya sebuah produk percobaan, banyak bagian-bagian yang patut ditinjau ulang dan ditingkatkan. Seperti solusi untuk aplikasi-aplikasi yang membutuhkan layanan Google Play Service, penempatan notifikasi, dan yang paling penting adalah performa. Memang harga yang dibanderol tidak mahal, tapi jika dilihat ke produk dari kompetitor yang benar-benar menggunakan Android, Nokia X terasa seperti ponsel mainan yang kurang bisa diandalkan untuk ponsel utama dan satu-satunya. Meskipun begitu kembali lagi ini baru tahap pertama Nokia di Andoid, semoga saja mereka dapat mengembangkan lebih baik sehingga jajaran ini terlihat lebih menarik. Jujur jika dibandingkan dengan Lumia, kami akan lebih memilih platform dari Microsoft itu karena terasa lebih matang jika dibandingkan Nokia X platform.
Kelebihan
- Bentuk dan pilihan warna yang menarik
- Ponsel pertama Nokia yang bisa BBM
- Speaker yang berkualitas dan bertenaga
- Pengalaman baru dengan Android
Kekurangan
- Performa lambat
- Tidak ada layanan Google (Play Service, Play Store, dll)
- Perekaman dan pemutaran video yang kurang baik
Parameter Penilaian
Desain: 7.7
Kualitas: 7.7
Fitur: 7.3
Performa: 6.5
Baterai: 7.6
Harga: 7.8
Nilai Keseluruhan: 7.4
Kualitas: 7.7
Fitur: 7.3
Performa: 6.5
Baterai: 7.6
Harga: 7.8
Nilai Keseluruhan: 7.4
Dimulai dengan Review LG Nexus 5, kami menggunakan parameter penilaian terbaru dengan total 6 parameter. Untuk nilai yang tertera di dekat judul review adalah Nilai Keseluruhan, dibulatkan sampai 1 desimal.
Sumber Tekno UP
Komentar